Dulu Kumuh, Gelap, Seram : Bundaran Tirosa kini jadi Icon Baru berkumpulnya Anak Muda

Bundaran Patung Tirosa merupakan singkatan dari Timor, Rote dan Sabu. Patung ini untuk mengingat persatuan tiga suku terbesar yang mendiami Kupang sejak dulu, yakni Timor, Pulau Rote dan Pulau Sabu.

Ada tiga patung yakni, Prof. Dr. Herman Johannes asal Rote, El Tari Gubernur NTT pertama sebagai keterwakilan orang Sabu dan Hendrik Arnold Koroh sebagai representasi Timor. Semangat persatuan dari keberadaan 3 tokoh yang ada di Bundaran Tirosa, berbanding terbalik dengan situasi Bundaran Tirosa di masa lalu.

Masih tersimpan di memori setiap orang kalau Bundaran Tirosa di masa lalu tidak terawat, kumuh, gelap dan seram di malam hari. Bahkan tempat ini menjadi sumber kejahatan, seperti aksi jambret, pemalakan, mabuk-mabukan dan aksi tak senonoh lainnya.

Di tangan Jeriko, Tirosa dikembalikan pada semangat awalnya

sebagai tempat berkumpul, berdialog yang mempersatukan semua orang, terutama spirit anak muda dan mahasiswa yang suka ngumpul bareng untuk berdiskusi. Semangat menata Kota Kupang, dimulai dari Tirosa, Bundaran Tirosa di bongkar dan di tata ulang oleh Jeriko

Bundaran ini menjadi icon baru yang sangat ramai di kunjungi oleh anak-anak muda di Kota Kupang. Bahkan mereka berjualan Kopi, Nasi Goreng dan berbagai UMKM tumbuh, ada juga yang menawarkan jasa Foto. Tidak hanya itu, Jeriko juga selalu punya waktu menyambangi mereka, melihat aktivitas mereka.

Banyak event-event yang dilakukan anak muda di Bundaran Tirosa

Tirosa yang dulu seram dan tidak terawat berubah menjadi tempat diskusi ringan bagi anak-anak muda, Baik itu yang berkecimpung di organisasi kemahasiswaan maupun Pemuda Gereja, OMK dan Remaja Masjid

Banyak event-event keagamaan, seperti refleksi natal maupun kegiatan paskah dan kegiatan keagamaan lainnya dilakukan di Tirosa

Sejak Jeriko menata Bundaran Tirosa, tempat ini menjadi tempat yang hidup, aktivitas dan kreatifitas anak muda tumbuh dan berkembang di Bundaran Tirosa.

Segalanya Jeriko Bangun untuk anak muda, agar mereka tumbuh dan punya tempat tongkrongan yang baik dan tertata rapih

Sekarang tinggal memilah, Siapa Pemimpin yang Pro Anak Muda, atau hanya menggunakan Jargon Anak Muda Namun belum berbuat apa-apa untuk mereka

Bagaimana menurutmu???

@temanjeriko

𝐃𝐔𝐋𝐔 πŠπ”πŒπ”π‡, 𝐆𝐄𝐋𝐀𝐏, π’π„π‘π€πŒ-𝐁𝐔𝐍𝐃𝐀𝐑𝐀𝐍 π“πˆπ‘πŽπ’π€ 𝐊𝐈𝐍𝐈 π‰π€πƒπˆ πˆπ‚πŽπ 𝐁𝐀𝐑𝐔 ππ„π‘πŠπ”πŒππ”π‹ππ˜π€ π€ππ€πŠ πŒπ”πƒπ€ Bundaran Patung Tirosa merupakan singkatan dari Timor, Rote dan Sabu. Patung ini untuk mengingat persatuan tiga suku terbesar yang mendiami Kupang sejak dulu, yakni Timor, Pulau Rote dan Pulau Sabu. Ada tiga patung yakni, Prof. Dr. Herman Johannes asal Rote, El Tari Gubernur NTT pertama sebagai keterwakilan orang Sabu dan Hendrik Arnold Koroh sebagai representasi Timor. Semangat persatuan dari keberadaan 3 tokoh yang ada di Bundaran Tirosa, berbanding terbalik dengan situasi Bundaran Tirosa di masa lalu Masih tersimpan di memori setiap orang kalau Bundaran Tirosa di masa lalu tidak terawat, kumuh, gelap dan seram di malam hari Bahkan tempat ini menjadi sumber kejahatan, seperti aksi jambret, pemalakan, mabuk-mabukan dan aksi tak senonoh lainnya. Di tangan Jeriko, Tirosa dikembalikan pada semangat awalnya Tonton sampai tuntas>>> #JerikoAdinda #LanjutkanPerubahan #SekaliLagi

♬ original sound – Teman Jeriko
Bagikan kabar ini